Kamis, 15 Mei 2014

Analisa SWOT PEMASARAN



ANALISA SWOT

A.    Pengertian Analisa SWOT
Analisa SWOT (SWOT Analysis) adalah suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats) yang mungkin terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari kegiatan proyek/kegiatan usaha atau institusi/lembaga dalam skala yang lebih luas. Untuk keperluan tersebut diperlukan kajian dari aspek lingkungan baik yang berasal dari lingkungan internal maupun eskternal yang mempengaruhi pola strategi institusi/lembaga dalam mencapai tujuan.
Dilihat dari sejarahnya dan penggunaannya saat ini, metode SWOT banyak dipakai di dunia bisnis dalam menetapkan suatu perencanaan strategi perusahaan (strategic planning) sehingga literatur mengenai metode ini banyak berkaitan dengan aspek penerapan di dunia bisnis meskipun pada beberapa analisa ditemukan pula penggunaan SWOT untuk kepentingan public policy. Metode SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey yang melakukan penelitian di Stamford University pada tahun 1960-1970 dengan analisa perusahaan yang bersumber dalam Fortune 500. Meskipun demikian, jika ditarik lebih ke belakang analisa ini telah ada sejak tahun 1920-an sebagai bagian dari Harvard Policy Model yang dikembangkan di Harvard Business School. Namun pada saat pertama kali digunakan terdapat beberapa kelemahan utama di antaranya analisa yang dibuat masih bersifat deskripstif dan belum/tidak menghubungkan dengan strategi-strategi yang mungkin bisa dikembangkan dari analisa kekuatan-kelemahan yang telah dilakukan.
Analisis SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan. Hal utama yang ditekankan adalah bahwa dalam proses perencanaan tersebut, suatu institusi membutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang
mempengaruhi proses pencapaian tujuan institusi. Dengan analisa SWOT akan didapatkan karakteristik dari kekuatan utama, kekuatan tambahan, faktor netral,  kelemahan utama dan kelemahan tambahan berdasarkan analisa lingkungan internal dan eksternal yang dilakukan. Dari analisa tersebut potensi dari suatu institusi untuk bisa maju dan berkembang dipengaruhi oleh : bagaimana institusi memanfaatkan pengaruh dari luar sebagai kekuatan tambahan serta pengaruh lokal dari dalam yang terdapat empat langkah utama yang harus dilakukan, yaitu :
1.      Mengidentifikasi existing strategy yang telah ada dalam institusi sebelumnya. Strategi ini bisa jadi bukan merupakan strategi yang disusun berdasarkan kebutuhan institusi menghadapi gejala perubahan lingkungan eskternal yang ada melainkan merupakan strategi turunan yang telah ada sejak lama dipegang institusi.
2.      Mengidentifikasi perubahan-perubahan lingkungan yang dihadapi institusi dan masih mungkin terjadi di masa mendatang.
3.      Membuat cross tabulation antara strategi yang ada saat ini dengan perubahan lingkungan yang ada.
4.      Menentukan katagorisasi kekuatan dan kelemahan berdasarkan penilaian apakah strategi yang saat ini ada masih sesuai dengan perubahan lingkungan di masa mendatang : Jika masih sesuai strategi tersebut menjadi kekuatan/peluang, dan sudah tidak sesuai merupakan kelemahan.

B.     Faktor Lingkungan dalam Analisis SWOT
Walaupun terdapat beberapa metode penentuan faktor SWOT, secara umum terdapat keseragaman bahwa penentuan tersebut akan tergantung dari faktor lingkungan yang berada di luar institusi. Faktor lingkungan eksternal mendapatkan prioritas lebih dalam penentuan strategi karena pada umumnya faktor-faktor ini berada di luar kendali institusi (exogen) sementara faktor internal merupakan faktor-faktor yang lebih bisa dikendalikan.
Faktor-faktor yang menjadi kekuatan-kelemahan peluang
dan ancaman.
Ø  Kekuatan dan Kelemahan. Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang bisa digunakan untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan / strenghth (distinctive competence) hanya akan menjadi competitive advantage bagi suatu institusi apabila kekuatan tersebut terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan itu dibutuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat kekuatan yang dan institusi tersebut memiliki core competence yang sama, maka kekuatan harus diukur dari bagaimana kekuatan relatif suatu institusi dibandingkan dengan institusi yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki institusi harus dipaksa untuk dikembangkan karena adakalanya kekuatan itu tidak terlalu penting jika dilihat dari lingkungan yang lebih luas. Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan. Sehingga sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan sekitar.
Ø  Peluang dan Ancaman. Peluang adalah faktor yang di dapatkan dengan membandingkan analisa internal yang dilakukan di suatu institusi (strenghth dan weakness) dengan analisa internal dari kompetitor lain. Sebagaimana kekuatan peluang juga harus diranking berdasarkan success probbility, sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan strategi institusi. Peluang dapat dikatagorikan dalam tiga tingkatan :
o   Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang pencapaiannya juga kecil.
o   Moderate : jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang pencapaian kecil atau sebaliknya.
o   Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang tercapaianya besar.
Ø  Ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend perkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari. Ancaman juga bisa dilihat dari tingkat keparahan pengaruhnya (serousness) dan kemungkinan terjadinya (probability of occurance). Sehingga dapat dikatagorikan :
o   Ancaman utama (major threats), adalah ancaman yang kemungkinan terjadinya tinggi dan dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini, diperlukan beberapa contingency planning yang harus dilakukan institusi untuk mengantisipasi.
o   Ancaman tidak utama (minor threats), adalah ancaman yang dampaknya kecil dan kemungkinan terjadinya kecil
o   Ancaman moderate, berupa kombinasi tingkat keparahan yang tinggi namun kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya.
Ø  Sehingga dari kacamata analisa lingkungan eksternal dapat dijelaskan bahwa :
o   Suatu institusi dikatakan memiliki keunggulan jika memiliki major opportunity yang besar dan major threats yang kecil
o   Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity dan threats pada saat yang sama
o   Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunity dan threat
o   Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan high threats.
Tujuan penetapan visi antara lain adalah :
(1)   mencerminkan apa yang akan dicapai
(2)   memberikan arah dan fokus strategi yang jelas
(3)   menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategik
(4)   memiliki orientasi terhadap masa depan.
Meskipun sifatnya adalah impian, visi harus memenuhi kriteria di antaranya adalah :
a)      Dapat dibayangkan oleh seluruh anggota organisasi
b)      Mengandung nilai yang diinginkan oleh anggota organisasi
c)      Memungkinkan untuk dicapai
d)     Terfokus pada efisiensi, efektivitas dan ekonomis
e)      Berwawasan jangka panjang tetapi tidak mengabaikan perkembangan zaman
f)       Dapat dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh anggota organisasi.
Dari visi akan dituangkan cara yang digunakan institusi dalam mencapai visi. Secara konseptual cara tersebut akan tertuang dalam misi dan secara aplikatif akan terlihat dalam strategi.
C.     Metode Survey
Untuk mendapatkan informasi dari berbagai narasumber melalui analisis SWOT di atas digunakan metode survey dengan frame sample pihak-pihak (stakeholders) yang bisa memberikan penilaian aspek internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja suatu institusi atau lembaga. Untuk itu, dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk mendapatkan gambaran awal dari peta permasalahan yang ada di institusi. FGD harus dilakukan dengan komprehensif artinya melibatkan seluruh stakeholders sehingga peta yang terbentuk telah mewakili seluruh kepentingan stakeholders. Karena sifatnya yang bersumber dari informasi kualitatif pemilihan responden yang credible sangat mempengaruhi hasil akhir dari analisa SWOT sehingga hendaknya harus dilakukan dengan beberapa kualifikasi.
2.      Pembuatan kuesioner SWOT berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan dalam FGD. Secara umum kuesioner ini memiliki katagorisasi penilaian sebagai berkut:
Ø  Penilaian faktor internal dan eksternal. Di sini responden membrikan preferensi opini terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dari institusi pada saat ini dan perkiraan di masa mendatang.
Ø  Penilaian urgensi. Di sini responden diminta untuk menilai tingkat urgensi faktor tersebut untuk ditangani. Penilaian ini berhubungan dengan skala prioritas dalam menyelesaikan persoalan-persoalan pembangunan yang tercermin melalui faktor-faktor yang dinilai.

Faktor inilah yang kemudian terkatagori sebagai kekuatan atau kelemahan
(dari analisa internal) dan peluang atau ancaman (dari analisa eksternal).
Ø  Setelah kuesioner terisi dan terkumpul semua, penilaian faktor dilakukan dengan meranking bobot penilaian pada ”penilaian responden” yang memiliki nilai maksimal 6 dan minimal 1. Faktor-faktor yang memiliki nilai di atas median (atau rata-rata dilihat dari persebaran distribusi probabilitasnya) disebut dengan ”kekuatan” pada analisa internal dan ”peluang” pada analisa eskternal. Sebaliknya faktor-faktor yang memiliki nilai penilaian di bawah median disebut dengan ”kelemahan” pada analisa internal dan ”ancaman” pada analisa eksternal.
Ø  Membentuk suatu kuadran faktor pembangunan, yaitu suatu blok yang menjelaskan posisi dari kombinasi faktor internal dan eksternal pembangunan, dengan kombinasi : kekuatan-peluang (S-O), kekuatan-ancaman (S-T), kelemahan-peluang (W-O) dan kelemahan-ancaman (W-T). Sebelum menentukan kuadran pembangunan, harus dilihat terlebih dahulu uji konsistensi dari pengolahan kuesioner SWOT.
Ø  Membuat pola strategi pembangunan berdasarkan Indeks Penilaian Kuadran. Prioritas strategi pembangunan berdasarkan skenario ini ditetapkan dengan menjalankan kombinasi kebijakan dengan indeks nilai paling kecil berurutan ke yang paling besar. Dengan kata lain, daerah akan berusaha untuk mengatasi seluruh faktor yang paling lemah yang dimiliki untuk kemudian beralih pada kombinasi strategi yang telah memiliki indeks baik/tinggi. Dari contoh di atas strategi pembangunan yang dilakukan institusi akan bergerak dari WT_ ST_ WO_ SO.

KESIMPULAN
Analisis Swot adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing.
Analisis Swot sangat penting perannya dalam meningkatkan mutu pendidikan karena analisis dan gambaran yang diberikan merupakan tolok ukur dalam mengembangkan lembaga/satuan pendidikan lebih lanjut.Setelah analisis, perlu dirumuskan visi,misi, tujuan, dan program kerja yang lebih konkrit.

DAFTAR PUSTAKA

Akdon.      2007.   Strategic     Management     For    Educational     Management ( Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan ). Bandung :  Alfabeta.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/05/. Diakses tanggal 31 maret 2010.

Artikel Yang Terkait
Makalah

Selasa, 13 Mei 2014

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN



KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim”
Dengan memanjatkat puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat  dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga akhirnya  dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah Segmentasi Pasar Jenis Air Laut ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah MANAJEMEN PEMASARAN.
Pada kesempatan ini  izinkanlah penyusun menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing, serta rekan-rekan kami yang tengah turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dalam bentuk,isi maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu,  kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak penyusun terima dengan baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.




Pangkep, 20 April 2014
         Penyusun








DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................
Daftar Isi............................................................................
Daftar Pustaka..................................................................
           BAB I
PENDAHULUAN
a.   Latar Belakang.........................................................
b.   Rumusan Masalah....................................................
c.    Tujuan Masalah........................................................

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian.................................................................
B. Jenis Olahan Nugget................................................
C. Strategi Segmentasi Pasar........................................
                                                                                       
BAB III
PENUTUP
a.   Kesimpulan................................................................
b.   Kritik dan Saran.......................................................



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Indonesia memiliki wilayah perairan yang luasnya mencapai 5,8 juta km2 dan didalamnya menjanjikan potensi ekonomi terutama dari ikan sebagai sumber gizi tinggi bagi masyarakat. Namun sampai saat ini, masih sekitar 58,5 persen dari potensi pelestarian ikan laut yang mencapai 6,18 juta ton per tahun yang di-manfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka, padahal nilai protein dan gizi yang terkandung dalam ikan sangat tinggi (http://www. beritaiptek.com.).
Kandungan gizi yang terkandung dalam ikan juga dapat menghindarkan dari penyakit degenaratif seperti jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke dan kanker. Menurut Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia, R.A.Hj. Ning Sudjito, ST, berdasarkan penelitian ditemukan bahwa mutu protein ikan setingkat dengan protein daging, sedikit di bawah telur dan diatas protein sereal dan kacang-kacangan. Asam amino ikan dapat mening-katkan mutu protein pangan lain. Ikan laut kaya akan lemak, vitamin dan mineral, sedangkan ikan tawar banyak mengandung karbohidrat. Ikan memiliki kandungan yodium tinggi yang bisa mencapai 830 mikro gram per kilogram. Berbeda dengan daging yang hanya 50 mikro gram dan telur 93 mikrogram. Selain itu, ikan meng-andung omega-3 yang bermanfaat menurunkan kadar kolestrol dalam darah. Jadi, sering mengkonsumsi ikan dapat membantu mencegah terjadinya aterosklerosis dan panyakit jantung. Apalagi asam lemak omega-3 dan omega-6 pada ikan dapat meningkatkan kecerdasan anak. Asam lemak ini juga sangat penting dikonsumsi oleh ibu hamil yang dapat membentuk otak janin (http://www .beritaiptek.com).
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan tugas dan hasil penelitian selaku mahasiswa dengan hasil pemaparan diatas  maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui wilayah perairan Indonesia
2.      Mengenal jenis ikan air laut
3.      Mengetahui jenis-jenis gizi pada ikan air laut
4.      Manfaat ikan laut pada tubuh manusia
C.   Tujuan Masalah
Berkaitan dengan pembuatan makalah ini yang berjudul segmentasi pasar jenis air laut, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah tidak lain untuk memberikan pemahaman kepada para pembaca khusunya mahasiswa supaya mempunyai jiwa seorang wirausaha dan mengetahui pentingnya sebuah fungsi Manajemen Pemasaran. Selain itu tujuan pembuatan makalah ini antara lain:
1.      Untuk Mengetahui Apakah Yang dimaksud dengan segmentasi pasar jenis air laut
2.      Mendeskripsikan Bagaimana Bentuk-bentuk  segmentasi pasar
3       Untuk Menjelaskan Apakah Alasan Seseorang untuk berwirausaha dibidang perikanan.
5.      Memberi Gambaran Bagaimanakah Cara Menumbuhkan sifat jiwa wirausaha bagi diri sendiri maupun orang lain.
6.      Mensimulasikan produk jenis air laut
7.      Mengetahui cara pengolahan dan manfaat ikan air laut.












BAB II
PEMBAHASAN
A.   PENGERTIAN

Marketing enterpreneurship nugget
Penentuan pasar
Penentuan Pasar-pasar begitu luas sehingga pengusaha harus memilih pasar mana saja yang akan dilayani,agar dapat fokus. Yaitu upaya-upaya untuk mengelompokkan pasar, hal ini untuk mempermudah bagaimana memperlakukan pasar, tidak hanya itu tapi kita harus melihat kebutuhan konsumen, dengan mengetahui kebutuhan konsumen,kita dapat menilai produksi yang kita buat. Perencanaan produk harus disesuaikan dengan selera pasar  yang dibidik,misalnya nugget ikan yang kita kelolah, kita melihat bahwa di sekitar kampus tingkat konsumsi nugget ikan untuk jenis olahan produk jarang ditemukan bahkan sampai dikosumsi, sehingga kami berinesiatif untuk membuka nugget ikan.
Manajemen harga
Manajemen harga adalah bentuk upaya yang paling strategis dalam mengawali persaingan, bisa berawal dari perhitungan yang baik,mulai dari output,proses,dan input secara internal kemudian dibandingkan dengan pesaing.
Distribusi
Distribusi adalah merupakan bagian dari strategimarketing sehingga ada pihak ke-3 konsumen.
Distribusi adalah layanan yang bisa dirasakan dampaknya oleh semua pihak karena menggunakan rantai atau jalur.
Komunikasi dan promosi
Dalam komunikasi ini menjadi lini yang patut disusun dengan baik karena ini yang akan menjadi pertemuan atau awal hubungan berupa informasi-informasi. Komunikasi ini meliputi pemasaran,sistem publikasi,promosi penjualan,hubungan relasi,penjualan langsung,pembentukan media pendukung.semua akan berjalan dengan apa yang kita inginkan.



B.   JENIS OLAHAN NUGGET

NUGGET IKAN
Deskripsi
Nugget ikan merupakan produk diversifikasi pengolahan hasil perikanan yang diadopsi dari luar Indonesia, berupa campuran daging ikan lumat dengan tepung dan bumbu-bumbu berbentuk lempeng atau empat persegi panjang dan dilapisi tepung roti/panir.  Nugget ikan bisa jadi merupakan modifikasi dari produk “Chicken Nugget” yang sudah dikenal lebih dahulu.
Rendahnya konsumsi ikan di Indonesia, menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, disebabkan oleh lemahnya sistem penawaran, pemasaran, dan kekurangan suplai ikan ke daerah-daerah yang jauh dari pantai atau dari pembudidaya ikan. Jadi untuk itu perlu dilakukan terobosan baru dalam men-dorong masyarakat untuk lebih menyukai mengkonsumsi ikan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan protein, dan selanjutnya untuk meningkatkan ke-cerdasan masyarakat di Indonesia. Rasa ikan yang amis, juga merupakan faktor lain yang menyebabkan masyarakat kurang menyukai produk dari ikan.
Fish Nugget “Fine”  merupakan suatu bentuk produk olahan daging ikan yang terbuat dari ikan yang telah giling dan dicetak dalam bentuk potongan empat persegi ataupun bentuk lainnya yang menarik. Potongan ini kemudian dilapisi tepung berbumbu (battered dan breaded). Meskipun kandungan gizi dan protein ikan jauh lebih tinggi dari ayam dan daging lainnya, namun produk-produk dari ikan kurang popular di Indonesia. Bahkan nugget di Indonesia yang paling banyak adalah chicken nugget, sedangkan Fish Nugget Fine  belum terlalu popular di Indonesia (http://id.wikipedia.org/wiki/Nugget). Untuk itu dengan produk Fish Nugget “Fine”  ini diharapkan masyarakat dapat menikmati ikan tidak dengan rasa ikan yang amis, namun produk ikan ini akan dikemas dengan rasa yang berbeda, lebih menarik, gurih, dan nikmat.
Usaha pembuatan Fish Nugget “Fine” sangat berpotensi untuk masyarakat di Indonesia. Bahan baku utama Fish Nugget “Fine” ini adalah ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki perairan yang sangat luas sehingga hasil ikan di Indonesia sangat melimpah. Bahkan Indonesia juga menjadi salah satu produsen ikan terbesar di dunia dengan hasil tangkapan ikan yang sangat banyak, sehingga harga ikan relatif murah, yaitu sekitar  Rp 12.000,00 per kilogram ( ikan lele) atau sekitar Rp 35.000,00 per kilogram (ikan tengiri).
Di Indonesia, ikan biasanya diolah dengan cara digoreng, dibakar, atau dikukus, sehingga jika dinilai dari segi ekonomi nilai ikan dengan olahan bisaa menghasilkan nilai ekonomi yang kurang. Untuk itu dengan adanya pengolahan ikan menjadi Fish Nugget “Fine” , maka akan dapat menambah nilai ekonomi dari ikan. Ikan yang telah diolah menjadi Fish Nugget “Fine” dijual dengan harga Rp 2.000,00 tiap kemasan dengan isi 50 gram atau 5 buah Fish Nugget “Fine”. Produk Fish Nugget “Fine” dengan mempergunakan bahan baku ikan tengiri, untuk 1 kilo gram bahan baku dapat menghasilkan 50 unit produk. Penggunaan ikan dalam pembuatan nugget ini memiliki keunggulan tersendiri, selain memiliki rasa yang gurih, kandungan gizi dan protein Fish Nugget “Fine”  sangat baik untuk menunjang kecerdasan otak. Untuk itu dengan usaha Fish Nugget “Fine”  ini, selain bertujuan untuk profit oriented, usaha ini juga dapat bermanfaat bagi konsumen dalam upaya peningkatan gizi dan kecerdasan masyarakat di Indonesia.
Potensi pemasaran Fish Nugget “Fine” sangat luas. Meskipun tidak semua masyarakat menyukai produk dari ikan yang notabene identik dengan rasa amis, namun dengan adanya Fish Nugget “Fine” dengan penampilan yang unik dan rasa yang lezat, diperkirakan masyarakat akan tertarik untuk mengkonsumsinya sebagai salah satu pelengkap makanan pokok mereka. Dengan demikian, penjualan Fish Nugget “Fine” dapat dilakukan secara optimal. Produk Fish Nugget “Fine” dikemas dalam plastik kedap udara, dan dijual di warung dan toko, serta dijual langsung oleh produsen kepada konsumen. Dalam upaya meningkatkan tingkat keberhasilan pemasaran dan kepuasan konsumen, maka dalam pemasaran produk dilakukan kombinasi 4 (empat) variabel marketing mix atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, yaitu produk, harga, kegiatan promosi, dan tempat (saluran distribusi) atau sering disebut 4P (Product, Price, Promotion, and  Place).
Fish Nugget “Fine”  ini diproduksi di Tulungagung yang merupakan pemasok terbesar ikan air tawar di Jawa Timur. Usaha Fish Nugget “Fine”  ini diberikan merk “Fine” yang merupakan kependekan dari Fish Nugget “Fine” , tujuan pemberian merk ini adalah agar mudah dihafalkan oleh konsumen. Sedangkan slogan dari usaha ini adalah “Eat Fine For a Better Tomorrow”, yang bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat untuk lebih menyukai ikan dengan mengkonsumsi Fish Nugget “Fine” untuk esok yang lebih baik (gizi, kesehatan, dan kecerdasan). Berikut Langkah-langkah pembuatan Fish Nugget “Fine”.
Tujuan:
a.    untuk memperkuat permodalan dalam usaha Pembuatan Nugget Ikan untuk mengembangkan sumber daya yang memadai dalam . sub sektor perikanan
b.    untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat
c.    menumbuhkembangkan usaha produksi pembuatan Nugget Ikan yang  sangat berpotensi

Sasaran
Sasarannya adalah penguatan modal kelompok usaha perikanan dalam proses pembuatan nugget ikan kakap dan ikan tuna dalam rangka menggalakkan kebiasaan makan ikan dan peningkatan gizi masyarakat

Produksi
Adapun pertimbangan wirausaha kami dalam produk yang akan dihasilkan adalah:
a.    Permintaan konsumen terhadap produk
b.    Kebutuhan konsumen yang belum teridentifikasi
c.    Persaingan dalam pasar
d.   Sumber-sumber daya yang menunjang produksi

Fungsi

Fungsi teknologi pengolahan nugget ikan sebagai upaya diversifikasi olahan daging ikan dengan memanfaatkan berjenis-jenis ikan sehingga diperoleh produk daging yang empuk dan bergizi dengan rasa khas.

Tujuan

Tujuan pengolahan nugget ikan untuk mendapatkan hasil olahan daging ikan yang empuk, gurih yang merupakan hasil modifikasi dari chicken nugget dan digemari oleh msyarakat.
C.    STRATEGI SEGMENTASI PASAR

Aspek Pemasaran

Produk olahan Nugget ikan, bila diproduksi sesuai dengan kriteria mutu yang baik dan sanitasi serta higiene yang memadai, dapat dipasarkan ke swalayan besar
Lokasi
Potensi sumberdaya ikan tuna dan ikan kakap di Sulawesi selatan cukup melimpah.  Dengan demikian perlu adanya pengolahan ikan tersebut dalam bentuk nugget. Bakso, dan otak-otak ikan dengan pertimbangan sebagai berikut:
a.                        Dekat dengan sumber bahan baku/ sumber daya
b.                       Dekat dengan pasar (tranportasi)
c.                        Tanggapan/ penerimaan pemerintah daerah dan masyarakat sekitar

 Pemasaran
Dalam membuka suatu usaha tentu harus ada pasar/pemasaran yaitu:
a.                        Segment pasar
b.                       Target pasar
c.                        Strategi pemasaran termasuk sebagai kebijakan harga
d.                       Pemasaran dilakukan secara langsung ( direct ) kepada pembeli
e.                         konsumen dengan menyediakan tempat usaha yang bisa di jangkau oleh                     konsumen dan melakukan promosi visual.

 Persaingan
Dalam berwirausaha tentu ada tingkat daya saingnya yang tinggi dimana kita dituntut agar lebih kreatif dan inovatif dalam menghasilkan sebuah produk yang berkualitas dan mampu menarik banyak permintaan, maka dari itu kami memilih membuka usaha “PEMBUATAN NUGGET, IKAN” ini agar konsumen dapat tertarik pada produk yang telah kami produksi tersebut.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Nugget ikan merupakan produk diversifikasi pengolahan hasil perikanan yang diadopsi dari luar Indonesia, berupa campuran daging ikan lumat dengan tepung dan bumbu-bumbu berbentuk lempeng atau empat persegi panjang dan dilapisi tepung roti/panir.  Nugget ikan bisa jadi merupakan modifikasi dari produk “Chicken Nugget” yang sudah dikenal lebih dahulu.
Manfaat Ikan Laut
Ikan laut memiliki kandungan omega 3 yang paling tinggi ketimbang ikan air tawar karena kemampuan mempertahankan suhu tubuhnya sehinggga lemak tetap cair pada suhu air laut. Meskipun kandungan omega 3 yang tinggi akan tetapi tidak semuanya ikan laut baik untuk kesehatan, apalagi untuk Ibu hamil dan menyusui. Ikan laut yang mengandung tinggi merkuri sebaiknya dihindari dalam membantu mempertahankan kesehatan anda dan bayi.
B.     Kritik dan  Saran
     Adapun saran dan kritik dari penyusun tentang makalah segmentasi pasar jenis air laut,yaitu penyusun sebagai calon wirausaha sebagai generasi wirausaha sukses lainnya hendaknya dapat memahami tentang segmentasi pasar  agar kedepannya penyusun dapat merealisasikan fungsi dari segmentasi pasar tersebut yang akan penyusun kelolah dan kembangkan nantinya. Adapun kritik dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan karena sumber informasi tentang segmentasi pasar jenis air laut sangatlah terbatas. Sesungguhnya kesalahan dan kekurangan ada pada diri penyusun dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Maka dari itu penyusun siap menerima segala saran dan kritik dari pembaca.

***“wassalam”***
MAKALAH
MANAJEMEN PEMASARAN
SEGMENTASI PASAR JENIS AIR LAUT
DISUSUN OLEH :
KELAS B / XXVI
KELOMPOK III

AGRIBISNIS PERIKANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2014